FARAH ISABELLA NUR FAKIH
Runner Up 3 Putri Hijabfluencer Bali 2023
“Always be thankful, cause what’s yours will find you”
TTL: Badung, 25 September 1998
Pengalaman Organisasi
Wakil Bidang Publikasi dan Dokumentasi Ikatan Remaja Masjid Agung Ibnu Batutah 2019-2023
Wakil Ketua Panitia Perayaan Maulid Nabi Muhammad 1441 H Masjid Agung Ibnu Batutah 2019
Sie Dana Usaha Komunitas Ilmu Komunikasi Unud 2019
Sie Media, Kreasi, dan Informasi Komunitas Ilmu Komunikasi Unud 2018
Anggota Muda Udayana 2017
Riwayat Prestasi
3rd Runner Up Putri Hijabfluencer Bali 2023
1st Syedskin Brand Ambassador x Putri Hijabfluencer Indonesia 2023
Explore Power Club by Traveloka Batch V 2022
NPURE Marigold Eye Power Serum Concentrate Best Content 2022
Top 5 Putri Hijab Bali 2021
Juara 1 Lomba Mural Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Unud Bali 2017
Harapan 1 Bercerita Sejarah Islam MAN Negara 2015
Juara 2 G-Tech Re2man IT Competition IV (Microsoft Word) 2013
Farah Isabella Nur Fakih, atau akrab disapa Bella, seorang gadis berumur 25 tahun yang lahir dan tumbuh di Pulau Dewata, Bali. Kesibukannya saat ini adalah sebagai freelancer desain grafis dan social media creative di perusahaan swasta dan Private Tutor for Elementary school. Selain itu, ia juga aktif di sosial media dalam membuat content. Gadis kelahiran Badung, 25 September 1998 ini, aktif dalam kegiatan remaja masjid dan telah masuk dalam anggota remaja masjid yang dikenal dengan sebutan IRMAIBA (Ikatan Remaja Masjid Agung Ibnu Batutah) dan karena kegemarannya dalam bidang seni dan dokumentasi, ia dipercayai menjadi salah satu anggota Publikasi dan Dokumentasi.
Ia suka sekali dengan belajar seni. “Menurutku, seni itu penyembuhan jiwa atau yang sering kita sebut dengan healing” ungkapnya. Bahkan teman-temannya mengenalnya sebagai anak yang sangat kreatif. Seni yang dimaksud, ia gemar sekali memvisualisasikan sesuatu seperti menggambar, desain grafis, ataupun lettering. Saat ia duduk di sekolah dasar, banyak sekali prestasinya di bidang menulis khat atau kaligrafi. “Saking sering ikut dan alhamdulillah juara-juara, sampai lupa lombanya di mana dan kapan aja. Intinya itu pas SD, dilihat aku suka gambar terus kakakku jago banget gambar, apalagi buat kaligrafi, bagus banget. Aku coba-coba lah, beberapa karyaku tuh dilihat temen-temen sama guru ngajiku, terus sama salah satu ustadzahku ngajarin aku lebih mengenal kaligrafi sampai ikut lomba sana-sini. Alhamdulillah menang dan juara, meski gak pernah dapat juara 1” ungkapnya.
Tak begitu jauh dari seni menggambar, ia juga suka dengan salah satu seni menghias kulit yakni Henna. Katanya, berawal dari SD ia melihat anak seumuran TK di suatu lokasi wisata di Surabaya yang dibayar untuk meng-henna tangan mereka (para wisatawan). Dari sana, ia sangat penasaran dan belajar secara otodidak. Hingga ia merasa bahwa ia menguasai beberapa teknik henna mulai duduk di bangku SMA dan beberapa teman pesantrennya meminta untuk di-henna. Berlanjut dari henna, karena ia telah beranjak dewasa, dan pada saat itu zamannya beauty vlogger (2017), ia sangat kecanduan mengikuti tutorial makeup di youtube dan instagram. “Kaya Tasya Farasya yang akhirnya aku sempat ketemu karena dia jadi pembicara di kampus aku yang kebetulan yang ngadain organisasi jurusanku, aku suka stalking terus. Terus juga ada, 2017 beauty vlogger pendatang baru, Jharna Bhagwani, yang selalu kasih tutorial makeup super menantang kaya karakter-karakter gitu. Aku ngikutin, sampai nabung uang jajan biar bisa beli alat makeupnya terus recreate meski hasilnya acak-acak karena gak sepenuhnya tau ilmu per-makeup-an, taunya yaudah gambar, hehe” pungkasnya.
“Tapi sedihnya aku itu plinplan. Kadang orang itu kan fokus 1 hal terus jadi kebiasaan yang buat dia dikenal dengan itu. Aku tuh ngerasa aku tuh pindah-pindah. SMA suka henna, tau-tau jualan lettering, pindah lagi ke recreate makeup. Tiba-tiba di 2018 aku pengen aja buka jasa henna, kaya mau profesional gitu. Eh, berlanjut sampai sekarang dan dipercayai meski aku on off gitu hehe, tapi udah dipercaya sama beberapa customer, alhamdulillah. Tapi insyaaAllah bakalan aku fokusin ini” jelasnya.
Farah mengenal hijab sejak ia kecil. Masuk TK Aisyiyah Mentari Nusa yang mana juga berseragam lengkap dengan hijab. Meski pada saat SD dan SMP memilih sekolah terdekat dari rumah dan tidak menggunakan hijab. Namun, karena orangtuanya yang cukup tegas pada ajaran agama, ia sudah menempuh pendidikan agama di taman pendidikan Al-Qur’an sejak kecil. “Papa itu selalu bilang, ilmu agama itu penting. Setidaknya ngaji di TPQ dan beliau memang punya niat anak-anak perempuannya masuk pesantren saat SMA saja,” jelasnya. Masuk ke bangku SMA, ia masuk islamic boarding school di MAN Negara (sekarang MAN 1 Jembrana).
Ada cerita yang membuatnya berkesan hingga akhirnya dia istiqomah dalam berhijab. Saat itu, saat ujian kelulusan SMP, sekolah impiannya ini membuka jalur prestasi akademik dan non akademik. Ia pun mengikutinya dan dia sempat pesimis. Karena pesimis, ia pun bernazar jika lolos jalur non-akademik, dia akan istiqomah berhijab. Alasannya membuat nazar seperti itu karena ia sedang nyaman dengan keadaannya belum berhijab saat itu. Selain itu ia juga sangat pesimis bisa masuk jalur prestasi ke sekolahnya ini, karena menurutnya sangat mustahil. Dan qodarullah, ia lolos dan dari hari di mana ia mendapatkan pengumuman lolos seleksi itu, ia berhijab kemanapun kecuali sekolah yang saat itu masih di masa ujian pemantapan menuju kelulusan SMP. “Itu kan posisinya seleksi pas masih belum lulus SMP tapi nazarku sudah terkabul, jadilah aku berhijab, kecuali di sekolah yang memang masih belum boleh pakai hijab” jelasnya.
Namun semenjak ia masuk IBS (Islamic Boarding School), ia meluruskan niat bahwa hijab itu wajib bagi wanita baligh, bukan karena nazarnya. “Selain itu juga, saat itu aku baru tau kalau nazar itu gak boleh oleh Rasulullah SAW. Tapi sudah terlanjur dan karena nazar aku jadi ngerasain nyaman berhijab dan insyaaAllah istiqomah, jadi aku ambil yang baiknya, tapi besok-besok jangan nazar lagi. Kita harus meluruskan niat” pungkasnya. Di IBS dan madrasah aliyah, ia juga sering mendapatkan prestasi akademik di kelasnya dan juga pernah mewakili beberapa lomba bahasa inggris dan public speaking.
Saat masuk ke dunia kampus, ia kembali bertemu banyak orang yang berbeda budaya dan keyakinan. Ia sering disebut “ustadzah” karena lulusan IBS. “Kadang bercanda aja, karena suka aja gitu temen-temen tau aku dari keseharian bahkan itu awal-awal juga aku ngonten yang islami-islami, jadi sebutan ini keterusan. Tapi itu lumayan jadi semangat sih. Jadi aku yang sekarang suka ngonten self growth islami juga” jelasnya.
Hingga pada akhirnya ia melihat ada ajang Brand Ambassador Syedskin 2023 yang mana pemenangnya akan mendapatkan Golden Ticket ke Grand Final Putri Hijabfluencer Indonesia 2023. Tahap demi tahap dilewati. “Setahun sebelumnya gak kepikiran bakalan ikut ajang-ajang peagent lagi, meski 2021 sempat gak lanjut ke grand final PHI 2021 karena keterbatasan persiapan dan kerjaan yang gak bisa ditinggal. Ya, qodarullah 2023 lolos BA Syedskin dan lanjut, aku mikirnya ini saatnya sih, udah ada sedikit bekal ilmu per-sosial media-an, pengalaman, dan lebih leluasa di waktu karena freelancer. Allah maha baik dan bener-bener tahu waktu yang tepat!” jelasnya.
Karena ia sangat suka juga dengan dunia sosial media, ia sempat bermimpi menjadi influencer terkenal di instagram atau sering disebut dengan selebgram. Gadis yang sangat antusias dengan sosial media itu menjelaskan, “Aku itu cerewet, terus suka sharing ilmu-ilmu atau pengalamanku yang gak seberapa ini ke temen-temen. Terus lihat sosial media itu kaya bestie banget nih sama aku. Lihat orang-orang bisa punya niche content dan jadi bermanfaat jadi pengen juga!”. Akhirnya, setelah dia sempat fulltime kerja dan resign, ia mencoba bergabung dengan salah satu management KOL di instagram dan TikTok dan rajin buat konten yang pernah jebol views sampai 5,5 juta di TikTok. Banjir endorse yang dari barter sampai pernah nangis karena dapat bayaran besar.
“Banyak hal yang aku alamin setelah beberapa tahun belakangan. Mungkin karena dulu apa-apa susah raihnya. Tapi aku gak perlu mikirin itu sih, karena aku cukup bersyukur punya keluarga yang bener-bener supportif! Mereka selalu jadi andalanku kalau mau berkarya. Dan aku juga bersyukur, di beberapa tahun belakangan makin banyak temen yang luar biasa baik dan support aku. Hingga menjadi aku yang sekarang, alhamdulillah, cause Sayyidina Ali bin Abi Thalib As said ‘What’s yours will find you!’”
Beri Komentar