Nur Athirah Hadis – Sulawesi Selatan

Diterbitkan : Rabu, 14 Februari 2024 - Kategori : Finalis 2022

Nur Athirah Hadis

Runner Up II Putri Hijab Sulawesi Selatan 2022
“Belajar untuk bisa percaya dengan kemampuan yang kita miliki”

Nama : Nur Athirah Hadis
Asal : Makassar, Sulawesi Selatan
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 04 Maret 2003

Posisi dalam Putri Hijabfluencer (Juara/Finalis): Runner Up II Putri Hijab Sulawesi Selatan 2022

Prestasi dalam 3 tahun terakhir:

Juara 1 lomba video reels challenge Harla Psikologi UNM
Juara 1 lomba video reels by kyriad hotel
Juara 3 lomba Fotogenic
Juara 2 karya kreatif lomba poster
Pemenang lomba menulis cerpen Readerzen tingkat nasional

Hobi : Membuat video, dance, menulis cerpen, bernyanyi

Motto:

“Jadilah dirimu sendiri, dan jangan berusaha mengubah dirimu dengan bergantung pada
standar orang lain.”
“Belajar untuk bisa percaya dengan kemampuan yang kita miliki”.

Pengalaman berorganisasi:

Pengurus Psynstitution di bidang Public Relations
Anggota Irmas di SMP
Anggota Sanggar tari di SMA

Jadilah dirimu sendiri dan jangan berusaha mengubah dirimu dengan bergantung pada
standar orang lain.Hal ini yang dipercayai oleh gadis asal Makassar, Nur Athirah Hadis yang
biasa dipanggil Athirah yang saat ini berusia 19 tahun. Kini ia sedang menempuh pendidikan
semester 3 di Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar. Athirah juga menjadi pengurus
dalam komunitas mahasiswa berprestasi di fakultas yang bernama “Psynstitution” yang menjadi
support system setiap mahasiswa untuk meraih prestasi dan impiannya.
Athirah yang memang sedari awal memiliki ketertarikan pada bidang fashion, beauty,
dan videography membuatnya mampu beradaptasi dengan cepat pada kondisi dan lingkungan
baru serta mampu bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim untuk mancapai hasil yang
memuaskan. Hal ini juga yang mendorong minatnya untuk bergabung dalam dunia pegeant.
Meskipun memiliki sifat yang cenderung perfeksionis dan setiap hal yang ada harus berjalan
sempurna tanpa kekurangan, namun di sisi lain Athirah sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Selain perfeksionis, ia juga kurang dapat percaya pada orang lain, namun dapat
diminimalisir dengan cara mulai belajar memahami orang lain karena Athirah sadar ia memiliki
sifat pelupa dan terkadang membutuhkan seseorang untuk saling membantu meskipun sudah
mempersiapkan segala sesuatunya seperti sering memasang alarm di handphone dan membuat
catatan penting agar tidak lupa dengan kegiatan atau hal yang akan dilakukan.
“Saya cenderung memeriksa kevalidan jawaban ketika ada orang yang menjawab sebuah
pertanyaan, apakah jawaban tersebut benar-benar sesuai atau tidak, namun untuk mengatasi hal
tersebut saya selalu berusaha menyadarkan diri saya di setiap situasi untuk bisa melihat dari
sudut pandang lain agar mampu memahami segala sesuatu yang terjadi dengan baik,” ujarnya.
Gadis asal Makassar ini sejujurnya sudah lama tertarik dan mencari-cari informasi terkait
ajang pegeant karena untuk mengikuti ajang ini membutuhkan sesuatu hal yang berkaitan dengan
pembuktian diri dan menjadi inspirasi bagi orang lain dan akhirnya rasa pengetahuan yang ada di
dunia pegeant tentunya berbeda dengan pendidikan formal sehingga Athirah berharap akan
banyak mendapatkan pelajaran dan hal baru serta relasi baru tentunya. Namun beberapa ajang
pegeant lebih memberikan nilai yang tinggi pada wanita yang tidak menggunakan hijab,
sehingga ia harus mempertimbangkan banyak hal hingga pada akhirnya Athirah menemukan
Putri Hijabfluencer. Akhirnya ia sangat bersemangat untuk mendaftar dan memperkenalkan
pegeant tersebut pada orang tua
“Karena saya rasa Putri HijabFluencer ini menjadi pegeant dimana di dalamnya terdapat
nilai-nilai agama yang dapat kita salurkan dan kita peroleh juga, namun kita bisa tetap eksis
dalam perihal dunia dalam artian kita juga bisa tetap sukses meraih impian tanpa harus
meninggalkan kewajiban kita sebagai seorang muslimah untuk menggunakan hijab,” tuturnya.
Setelah melewati serangkaian perjalanan selema memutuskan untuk turut andil menjadi
bagian dari peserta Putri Hijabfluencer, Athirah juga menceritakan pengalamannya ketika
mendaftar Putri Hijab ini hingga dapat sampai di titik merasa bahwa apa yang telah memnjadi
pilihannya bukanlah hal yang mudah karena harus menghadapi banyak rintangan terutama dalam
dirinya sendiri. Ketakutan tersebut tak lain adalah ketakutan yang ada pada dirinya, awalnya ia
juga masih merasa bingung apakah harus melanjutkan mendaftar atau tidak. Setelah meminta

bantuan Allah SWT dan melakukan shalat istihkarah demi dapat mengatasi keraguan yang
timbul dari dalam dirinya dan akhirnya mendapat petunjuk serta kemantapan hati untuk
mendaftar pegeant Putri Hijabfluencer.
“Dan dengan saya daftar peagent ini saya jadi mampu lebih tau sejauh mana potensi dan
kapasitas kemampuan yang dimiliki oleh diri saya. Dan tentunya saya bisa ada di titik yang
sekarang karena semua tak lepas dari bantuan Allah SWT,” imbunya.
Orang yang paling menginspirasi dalam hidupnya ialah Lee jieun, walaupun dia adalah
seorang non muslim, tapi karena tekad dan semangat tangguhnya dalam mewujudkan impiannya
yang menjadi motivasi tersendiri bagi Athirah untuk meraih impian juga. Melalui Lee jieun (IU)
ia sadar bahwa meskipun keadaan yang tidak memungkinkan, namun kita tak boleh takut untuk
bermimpi. Kita harus mempunyai impian agar arah ke depannya semakin jelas. Sosok IU juga
membuat Athirah belajar banyak tentang kegagalan dalam hidup ini, karena ia merupakan sosok
pekerja keras, walaupun sering gagal tapi ia tak pernah menyerah dalam mewujudkan impiannya
dan membuktikan kepada orang-orang bahwa ia mampu bersinar dan menjadi orang yang
mengagumkan dengan caranya sendiri.
“Jika saya ada kesempatan untuk berbicara dengan IU, saya ingin mengatakan bahwa
terima kasih karena telah berbagi kisah inspiratif pada orang-orang terutama para remaja, dan
terima kasih telah mengajari cara bangkit dari keterpurukan dan keputus-asaan hingga bisa
mewujudkan impian yang dimiliki,” tandasnya.
Sebagai bagian dari HijabFluencer, Athirah ingin mengatakan kepada generasi muda
yang merasa sering putus asa dalam hidupnya bahwa perasaan yang muncul dalam diri sendiri
merupakan bagian dari proses untuk terbentuk menjadi kupu- kupu dalam artian menjadi
manusia yang bisa terbang menuju impiannya dengan baik dan tahan akan segala tekanan yang
datang dalam hidup karena setiap orang pasti akan mengalami fase demotivasi atau putus asa.
Jika sedang berada di fase tersebut kita cukup menikmati momennya atau mengingat kembali
momen- momen perjuangan maupun momen bahagia dalam hidup kita agar hal itu mampu
menjadi stimulus tersendiri yang muncul dari dalam diri, dan seperti yang dikatakan juga pada
(QS. Az Zumar {39} : 53-54) bahwa “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah
dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”
Ayat tersebut dapat digunakan sebagai penawar rasa putus asa, dengan kembali mendekatkan diri
kepada Allah agar diberikan kembali rasa semangat dalam hidup karena sesungguhnya rahmat
Allah itu selalu ada.
“Dan yang perlu diingat juga bahwa Mengalami kegagalan itu wajar, namun hal itu tak
boleh membuatmu putus asa dan menyerah, karena kita harus bangkit dan terus memperjuangkan
impian kita,” tegasnya.

Menurutnya hijab ialah suatu kewajiban istimewa yang harus dijalankan oleh setiap
muslimah, tidak perlu menunggu baik untuk mau berhijab, tapi dengan berhijab justru perlahan

akan menjadi baik karena sesungguhnya hijab itu menjadi mahkota perhiasan yang memuliakan
seorang wanita muslimah dan memberikan pancaran aura positif pada setiap muslimah yang
mengenakannya. Hijab itu merupakan pelindung benteng pertahanan seorang wanita, dengan
hijab seseorang akan memiliki stigma yang baik di tengah masyarakat terutama masyarakat
muslim, maka dari itu hijab adalah sesuatu hal yang istimewa bagi setiap muslimah.
Berdasarkan hal tersebut pula ia ingin membagikan pengalaman berkesan ketika pertama
kali berhijab yang dirasakan saat sejak kelas 1 SD, dimana ia sudah mulai konsisten
menggunakan hijab saat pergi ke sekolah, dan guru-gurunya pun memandang seperti melihat hal
yang baru yang tidak biasanya.
“Mungkin karena saat itu belum ada anak seumuran saya yang mengenakan hijab selain
saya, dan saya merasa hal itu menjadi pengalaman berkesan karena saya menjadi lebih mudah
untuk dikenal oleh orang dengan hijab yang saya kenakan, dan menjadi identitas seorang
muslimah bagi diri saya sendiri,” terangnya.
Pengalaman yang paling sulit dilupakan olehnya pengalaman ketika mulai memberanikan
diri mendaftar audisi pegeant Putri Hijab ini, karena hal itu merupakan momen pertama dalam
hidupnya untuk terjun dalam dunia peagent. Hal ini juga sangat mengesankan karena saat itu
juga Athirah harus keluar dari zona nyaman dan melawan rasa ketakutan yang ada dalam
dirinyadiri. Satu hal yang ia percaya bahwa,“Kita tidak akan punya keberanian, sebelum
merasakan apa itu ketakutan”.
“Sebelumnya saya sudah pernah merasa sangat ketakutan untuk bisa berbicara dengan
orang terutama di depan umum, maka dari itu sekarang saya ingin memulai menantang diri saya
untuk berani dan upgrade diri saya ke level yang lebih baik dari sebelumnya, karena saya sadar
bahwa seseorang harus terus bergerak maju untuk mencapai impiannya dan keinginannya dalam
hidup ini,” ucapnya sebagai penutup.

437 Komentar

Bau Endang Prawati

Kamis, 15 Sep 2022

MasyaaAllah, semangat ya 🥰

Nur Athirah Hadis – Sulawesi Selatan

437 Komentar

Beri Komentar

Balasan Batalkan balasan

Post Terkait

Pos-pos Terbaru

Arsip

Kategori